Ada Unsur dan Isu Rasisme di Balik Temuan Varian Omicron Oleh Ilmuwan Afrika Selatan
Jakarta - Ilmuwan Afrika Selatan, yang dipuji dunia internasional karena pertama kali mendeteksi virus corona varian Omicron, menuding negara-negara Barat mengabaikan bukti awal bahwa varian baru Covid tersebut jauh lebih ringan daripada varian penyebab gelombang Covid sebelumnya. Dua ahli virus corona ternama Afrika Selatan menyampaikan kepada BBC, skeptisisme Barat terkait kerja mereka bisa ditafsirkan sebagai "rasis," atau, setidaknya, penolakan "untuk mempercayai sains karena datang dari Afrika". "Sepertinya negara-negara kaya ini jauh lebih pandai menyerap berita buruk yang datang dari negara-negara seperti Afrika Selatan," jelas Profesor Shabir Madhi, ahli vaksin dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg. "Ketika kami menyampaikan berita baik, tiba-tiba ada banyak skeptisisme. Saya akan menyebut itu rasisme," lanjutnya, dikutip dari BBC, Kamis (20/1). Profesor Salim Karim, mantan kepala komite penasihat Covid pemerintah Afrika Selata