Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Boneka Squid Game yang Sedang Sangat Viral, Muncul di Taman Kota Seoul

Seoul -  Boneka berukuran raksasa dalam serial Squid Game muncul di salah satu taman kota Seoul, Korea Selatan. Boneka yang sebelumnya juga bisa ditemukan tourist di Desa Jincheon, di Chungcheongbok-do, Korea Selatan, ini kini juga bisa ditemui di Seoul Olympic Park. Dilihat dari akun instagram resmi pariwisata Seoul @visitseoul_official, boneka bernama Yeong-hee setinggi empat meter yang identik dengan baju oranye-kuning ini akan dipasang selama sekitar tiga bulan. Kehadiran boneka ini memberikan kesempatan kepada pengunjung dan penonton yang penasaran untuk ikut dalam permainan dari serial Netflix tersebut. Mengutip Reuters, pengunjung yang ada di taman dapat mengamati boneka sambil mendengar lagu "Red Light, Green Light", sehingga mereka dapat merasakan bagaimana jika mereka jadi salah satu peserta di serial Squid Video game. Beberapa pengunjung juga terlihat memakai baju olahraga warna hijau bernomor 456, sama seperti yang dikenakan oleh pemeran utama di serial itu. Sepe

Pemerintah Rusia Melaporkan Kasus Varian Covid-19 yang Lebih Menular dari Varian Delta

Moscow -  Pemerintah Rusia melaporkan sejumlah infeksi COVID-19 varian baru yang diyakini lebih menular dari varian Delta, demikian dilaporkan Kantor Berita RIA pada Kamis. Ada kemungkinan varian AY42 akan menyebar luas, demikian RIA mengutip peneliti elderly dari pengawas konsumen negara Kamil Khafizov. Dilansir dari Antara mengutip Reuters, Kamis (21/10), varian itu dapat menyebabkan tingkat infeksi baru COVID-19, yang sudah mencapai rekor tertinggi di Rusia, melesat lebih tinggi. Varian baru bahkan pada akhirnya mampu menggantikan varian Delta, meski prosesnya cenderung lama, katanya. Presiden Rusia Vladimir Putin pekan ini menyetujui usulan untuk menutup tempat kerja selama sepekan mulai awal November setelah kematian COVID-19 harian di negara itu mencapai rekor baru 1.028 kematian sehari pada Rabu, dengan 34.073 infeksi baru.

Efek Samping dan Bahaya Bagi Tubuh Karena Sering Makanan yang Mengandung Pengawet dan Pemanis Buatan

Healthek -  Kesibukan seringkali membuat banyak orang menaruh pilihan pada hal-hal yang menghemat waktu, termasuk soal urusan makan. Tak heran bila makanan ultra-proses menjadi salah satu opsi populer untuk memenuhi asupan sehari-hari. Makanan ultra-proses umumnya diproduksi secara industri dan mengandung sejumlah besar bahan tambahan. Sebagian besar bahan tambahan itu merupakan buatan, seperti perisa, gula, lemak, atau pengawet makanan berbahan kimia. Namun terlepas dari kepraktisannya, timbul kekhawatiran dampak makanan ultra-proses pada orang-orang yang mengonsumsinya. Dokter Chris van Tulleken bekerja sama dengan ahli obesitas di Inggris melakukan eksperimen selama 30 hari dengan beralih ke diet regimen yang terdiri dari 80 persen makanan ultra-proses. Percobaan ini difilmkan sebagai bagian dari movie dokumenter BBC berjudul 'What Are We Feeding Our Kids?'. Makin lapar, berat badan naik, hingga perubahan hormon Hari pertama diet plan Chris awali dengan sarapan ayam goreng

Perlengkapan Medis Covid-19 Mulai Dikirim ke Korea Utara Dari WHO

Jakarta -  WHO mulai mengirimkan perlengkapan medis Covid-19 ke Korea Utara, salah satu tanda kemungkinan negara tersebut mulai memperlonggar perbatasannya untuk menerima bantuan dari luar. Sejak awal pandemi Covid-19, negara yang dipimpin Kim Jong Un itu menerapkan penutupan perbatasan paling ketat di dunia. Dalam laporan pemantauan mingguannya, WHO menyampaikan pihaknya mulai pengiriman perlengkapan medis Covid-19 esensial melalui pelabuhan Dalian, China untuk "cadangan strategis" ke Korea Utara . Pejabat WHO pada Kamis tidak segera menanggapi permintaan untuk penjelasan lebih rinci terkait hal ini, termasuk peralatan apa saja yang dikirim dan apakah peralatan medis itu telah sampai di Korea Utara, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (7/10). Dalam dua tahun terakhir, Korea Utara sangat memperketat lalu linta perbatasan dan perdagangannya walaupun perekonomiannya telah mengalami kelumpuhan. Penyelidik pork PBB pada Agustus lalu meminta pemerintah Korea Utara mengklairifikasi